Selamat Datang

Selamat datang di website SMA Negeri 1 Sidoarjo

Prestasi Siswa

Beberapa Prestasi dan kegiatan extrakulikuler Siswa SMA Negeri 1 Sidoarjo

Kamis, 14 November 2013

Pentingnya Pendidikan Moral

Gambar Pendidikan Moral
Kita semua tahu bahwa pendidikan adalah bagian terpenting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Tanpa pendidikan, mustahil kita dapat melanjutkan kehidupan bernegara, terlebih mempertahankan martabat bangsa di mata internasional. Sebuah bangsa dapat dikatakan maju apabila pendidikan di negara tersebut maju dan dapat mengelola SDM dan SDA dengan baik untuk kesejahteraan warganya. Untuk itu, berbagai upaya telah dilakukan bersama oleh berbagai pihak demi memajukan pendidikan Indonesia. 

Pemerintah yang telah berupaya menciptakan dan merevisi sistim pendidikan yang tepat dan terbaik, lembaga-lembaga non-pemerintah yang peduli pendidikan dan ikut andil dalam mengkaji ulang, memberikan saran dan kritik bagi dunia pendidikan, hingga para guru dan orang tua, telah mencurahkan segenap perhatian mereka demi membentuk generasi masa depan yang berpendidikan (terpelajar).


Sejalan dengan hal tersebut, teknologi informasi pun kini kian berkembang dengan pesat yang memungkinkan berbagai berita dan informasi dapat diakses dengan cepat sehingga turut memberikan dukungan bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi atau iptek.

Namun demikian, membekali generasi masa depan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) saja tidaklah memadai guna melanjutkan bahkan memajukan kehidupan bangsa. Mereka perlu mendapatkan pendidikan moral yang membentuk generasi penerus bangsa sebagai pribadi yang berakhlak mulia, jujur dan bertanggung jawab. Pendidikan moral inilah salah satu modal untuk memperbaiki kondisi bangsa. Lalu yang menjadi pertanyaan, bagaimana memberikan pendidikan moral bagi anak-anak kita?

1.Sejak Dini
Pendidikan moral sejatinya dimulai sejak usia dini. Seperti kita tahu, bahwa usia keemasan adalah masa keemasan perkembangan kognisi (pengetahuan), afeksi (emosi), dan konasi (perilaku). Di usia inilah anak sudah mulai diajari mana yang benar dan mana yang salah.

Dengan pendidikan moral yang dilakukan sejak dini, diharapkan pada tahap perkembangan selanjutnya anak akan mampu membedakan baik buruk, benar salah, sehingga ia dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini juga kelak akan berpengaruh pada mudah tidaknya ia diterima oleh masyarakat sekitarnya dalam hal bersosialisasi.

2.Pembiasaan Dalam Perilaku

Penanaman nilai moral dilakukan melalui pembiasaan dalam keseharian, misalnya berdoa sebelum dan sesudah belajar, berdoa sebelum makan dan minum, mengucap salam kepada teman dan orang yang lebih tua, merapikan mainan, dan lain sebagainya. Pembiasaan ini hendaknya dilakukan secara konsisten. Jika anak melanggar, segera diberi peringatan. Pembiasaan yang konsisten lama-kelamaan akan menjadi karakter kelak ketika si anak dewasa.

3.Teladan
Secara kodrati manusia merupakan makhluk peniru. Itu sebabnya manusia suka mengikuti tren. Apalagi anak-anak, ia sangat mudah meniru sesuatu yang baru dan belum pernah dikenalnya, baik itu perilaku atau ucapan orang lain.

Sebagai orang tua dan orang terdekat anak-anak kita, mau tak mau kita adalah teladan bagi mereka. Karena itu, orang tua harus menjadi teladan yang baik bagi anak-anak. Tidak hanya orang tua, orang-orang terdekat di lingkungan rumah, seperti kakek, nenek, asisten rumah tangga, hendaknya menjadi figur yang dapat diteladani dalam bertingkah laku oleh anak.

4.Dongeng
Mendongeng atau bercerita dapat dijadikan metode untuk menyampaikan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat. Melalui dongeng dapat ditanamkan berbagai nilai moral, nilai agama, nilai sosial, nilai budaya, dan sebagainya.

Agar dongeng lebih menarik, orang tua dapat menggunakan alat peraga untuk mengatasi keterbatasan anak yang belum mampu berpikir secara abstrak. Alat peraga yang digunakan dapat berupa boneka, tanaman, dan benda-benda tiruan lain. Olah vokal juga bisa membuat cerita lebih hidup dan menarik.

5.Bermain
Dalam bermain banyak sekali terkandung nilai moral, diantaranya kerja sama, tolong-menolong, mau mengalah, budaya antri, dan menghormati teman. Ketika anak kita berebut mainan dengan temannya, di situ terdapat nilai moral mau mengalah, budaya antri, dan menghormati teman. Bahkan ketika anak kita kalah dalam suatu permainan, ia belajar nila moral menerima kekalahan dirinya dan menerima kemenangan orang lain.

Di dunia orang dewasa, tak jarang kita temui sikap moral tidak terpuji seperti tindakan anarkis yang dilakukan oleh oknum tertentu ketika ia kalah dalam suatu persaingan, misalnya dalam pemilihan kepala daerah. Oleh karena itu betapa penting untuk menanamkan nilai moral untuk mau menerima kekalahan sejak usia dini.
Semoga anak-anak kelak menjadi orang-orang berhati mulia, bermoral baik, dan berperilaku terpuji.
Kita semua tahu bahwa pendidikan adalah bagian terpenting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Tanpa pendidikan, mustahil kita dapat melanjutkan kehidupan bernegara, terlebih mempertahankan martabat bangsa di mata internasional. Sebuah bangsa dapat dikatakan maju apabila pendidikan di negara tersebut maju dan dapat mengelola SDM dan SDA dengan baik untuk kesejahteraan warganya. Untuk itu, berbagai upaya telah dilakukan bersama oleh berbagai pihak demi memajukan pendidikan Indonesia. - See more at: http://www.kesekolah.com/artikel-dan-berita/pendidikan/pentingnya-pendidikan-moral.html#sthash.6B0E8dsm.dpuf
Kita semua tahu bahwa pendidikan adalah bagian terpenting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Tanpa pendidikan, mustahil kita dapat melanjutkan kehidupan bernegara, terlebih mempertahankan martabat bangsa di mata internasional. Sebuah bangsa dapat dikatakan maju apabila pendidikan di negara tersebut maju dan dapat mengelola SDM dan SDA dengan baik untuk kesejahteraan warganya. Untuk itu, berbagai upaya telah dilakukan bersama oleh berbagai pihak demi memajukan pendidikan Indonesia. - See more at: http://www.kesekolah.com/artikel-dan-berita/pendidikan/pentingnya-pendidikan-moral.html#sthash.6B0E8dsm.dpuf

Wamendikbud Beber Sumber Dana Kurikulum 2014

Gambar 8
Pembiayaan kurikulum baru mulai tahun ajaran 2014 akan didanai melalui 3 sumber. Yakni Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) pusat, bantuan operasional sekolah, dan dana alokasi khusus (DAK).

"Pos-pos anggaran itu akan difokuskan untuk penggandaan buku dan pelatihan guru," kata Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Musliar Kasim di Jakarta, Senin (13/11/2013).

Musliar mengatakan, kementerian akan mengeluarkan surat edaran terkait pembiayaan Kurikulum 2013. Ke depan, pelaksanaan pembiayaan Kurikulum 2013 tak hanya dari DIPA pusat seperti saat ini.

"Semester 1 tahun depan bulan Juli digunakan dana BOS, sedangkan dana DAK digunakan untuk semester 2 mulai Januari," jelas dia.

Untuk penggandaan buku, kata Musliar, akan menggunakan dana bantuan operasional sekolah (BOS) dan sebagian dari DAK. "Kalau BOS kurang akan ditransfer dari pusat dari DIPA untuk tambahan BOS Buku".

Musliar menyebutkan dana BOS SD dan SMP sebanyak Rp 580 ribu dan Rp 710 ribu, jika digunakan membeli buku mencapai Rp 70 ribu. Sedangkan BOS SMA cukup besar yaitu Rp 1 juta. 

"Kami transfer lebih kurang Rp 800 miliar untuk beli buku khusus buku SD dan SMP, yang bosnya kecil. Tetapi kalau SMA kan BOS-nya besar," tuturnya.

Sementara, lanjut Musliar, untuk pelatihan guru, sebagian besar akan menggunakan dana dari DIPA pusat. Namun daerah juga diharapkan berpartisipasi.

Dia mencontohkan, di Provinsi Jawa Timur biaya pelatihan guru 50 persen ditanggung pemerintah pusat, 30 persen pemerintah provinsi, dan 20 persen ditanggung pemerintah kabupaten atau kota.

"Banyak daerah-daerah di tahun ini saja melaksanakan sendiri tanpa diminta, tapi dalam edaran ini betul-betul kami minta dan kami arahkan bahwa buku diadakan melalui tiga sumber tadi," ucapnya.

Ia menambahkan, saat ini sebagian kabupaten kota telah menerapkan kurikulum 2013 secara mandiri dari segi biaya pelatihan guru maupun pengadaan buku. "Semuanya hampir 800 sekolah menerapkan mandiri," tukas Musliar. (Ant/Ali)

Organisasi Mekanisme Kerja dan Uraian Tugas

Gambar 1
1. ORGANISASI
      1.1    KEDUDUKAN
            1.1. 1 Sekolah Menengah Atas ( SMA ) Negeri 1 Sidoarjo merupakan unit pelaksanaan teknis ( UPT) Formal yang ada di lingkungan Kantor Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten.
           1.1.2  Sekolah Menengah Atas ( SMA ) Negeri 1 Sidoarjo sebagai UPT dipimpin oleh seorang Kepala Sekolah.

1.2        TUGAS
SMA Negeri 1 Sidoarjo sebagai UPT bertugas melaksanakan Pendidikan formal bagi siswa dalam jangka waktu tiga tahun.

1.3        FUNGSI
SMA Negeri 1 Sidoarjo sebagai UPT berfungsi :
1.      Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP ) yang diatur dalam UU No. 20 Tahun 2003 dan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional hendaklah berdasarkan Standar Kompetensi Kelulusan ( SKL ) dan Standar Isi ( SI ).
2.      Melaksanakan Bimbingan dan Konseling bagi siswa
3.      Membina hubungan kerjasama dengan orangtua siswa, masyarakat dan Komite Sekolah
4.      Melaksanakan Urusan Tata Usaha dan Urusan Rumah Tangga Sekolah

1.4        STRUKTUR ORGANISASI
Susunan Organisasi SMA Negeri 1 Sidoarjo sebagai Unit Pelaksana Teknis terdiri dari :
1.      Kepala Sekolah ( Kasek )
2.      Wakil Kepala Sekolah ( Wakasek )
3.      Wali Kelas
4.      Musyawarah Guru Mata Pelajaran ( MGMP )
5.      Guru Bimbingan dan Konseling ( BK )
6.      Pengelola Perpustakaan
7.      Koordinator Laboratorium
8.      Pengelola Laboratorium
9.      Guru Piket
10.  Pengelola 7K
11.  Guru Mata Pelajaran
12.  Kepala Tata Usaha
13.  Komite Sekolah

Ekstrakurikuler Sekolah

Gambar 2
Kualitas tamatan sekolah kejuruan dituntut untuk memenuhi standar kompetensi dunia kerja. Salah satunya, selain mampu menguasai materi pelajaran, siswa harus dapat berinteraksi dan aktif dalam hubungan sosial.
Kegiatan ekstrakurikuler merupakan salah satu alat pengenalan siswa pada hubungan sosial. Di dalamnya terdapat pendidikan pengenalan diri dan pengembangan kemampuan selain pemahaman materi pelajaran.
Berangkat dari pemikiran tersebut, di SMA Negeri 1 Taman diselenggarakan berbagai kegiatan ekstrakurikuler.
Selain OSIS sebagai induk kegiatan ektrakurikuler di sekolah, kegiatan ektrakurikuler lainnya adalah :
  • Pramuka
  • Paskibra
  • Palang Merah Remaja (PMR)
  • Karya Ilmiah Remaja (KIR)
  • Banjari
  • Olahraga (Bola Voli, Bola Basket, Futsal)
  • Modern Dance, dan
  • Paduan Suara

Komite Sekolah

Gambar 3
Semenjak diluncurkannya konsep Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah dalam sistem manajemen sekolah, Komite Sekolah sebagai organisasi mitra sekolah memiliki peran yang sangat strategis dalam upaya turut serta mengembangkan pendidikan di sekolah. Kehadirannya tidak hanya sekedar sebagai stempel sekolah semata, khususnya dalam upaya memungut biaya dari orang tua siswa, namun lebih jauh Komite Sekolah harus dapat menjadi sebuah organisasi yang benar-benar dapat mewadahi dan menyalurkan aspirasi serta prakarsa dari masyarakat dalam melahirkan kebijakan operasional dan program pendidikan di sekolah serta dapat menciptakan suasana dan kondisi transparan, akuntabel, dan demokratis dalam penyelenggaraan dan pelayanan pendidikan yang bermutu di sekolah.

Agar Komite Sekolah dapat berdaya, maka dalam pembentukan pengurus pun harus dapat memenuhi beberapa prinsip/kaidah dan mekanisme yang benar, serta dapat dikelola secara benar pula.
Tautan di bawah ini disajikan tentang apa itu Komite Sekolah, bagaimana proses pembentukan pengurus Komite Sekolah, bagaimana mengelola Komite Sekolah, mengapa Komite Sekolah perlu direvitalisasi. Tulisan ini diperoleh dari berbagai sumber. diantaranya dari Depdiknas, dan Drs. Suparlan, M.Ed. dari Tim Pengembangan Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah

Program Kerja

Gambar 4
Mewujudkan SMA Negeri 1 Sidoarjo sebagai sekolah unggul dalam bidang akademis dan akhlakul karimah.

Bentuk program:
  1. Penerimaan siswa baru dengan sistem seleksi yang baik. Meliputi nilai NUN yang tertinggi dan Tes kemampuan akademik dan petunjuk yang jelas bagi siswa yang mutasi.
  2. Struktur program kurikulum dengan mengembangkan program muatan lokal seperti : kemampuan berbahasa Inggris (Conversation). Dan muatan lokal pilihan
  3. Pengembangan pelaksanaan Proses Belajar Mengajar  (PBM) kelas dengan berorientasi active learning  serta pembelajaran yang berpusat pada anak.
  4. Peningkatan prestasi siswa melalui program  bimbingan belajar (PIB) bidang studi pilihan dengan program remedial serta pembinaan anak berbakat dalam bidang studi maupun ekstrakurikuler.
  5. Pelaksanaan sistem evaluasi pengajaran yang konfrehensif dari semua aspek yang dimiliki siswa baik dari aspek kognitif afektif dan psikomotor
  6. Program motivasi siswa melalui proses pemberian reward kelas maupun sekolah.
  7. Program pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling, baik untuk anak maupun orang tua dengan petugas yang profesional sesuai degnan bidangnya.
  8. Penanaman akidah dan akhlak melalui muatan IMTAQ dalam pelajaran pembiasaan keteladanan.
  9. Praktik ibadah (Sahalat fardhu/Jum’at berjamaah) sebagai upaya pembiasaan beribadah bagi siswa.

Struktur Organisasi

Struktur Organisasi Sekolah

Sejarah Sekolah

Gambar 5
SMA Negeri 1 Sidoarjo didirikan pada tanggal 15 September 1987 dengan sertifikat nomor 593.33/220/SK/320/1987. SMA Negeri 1 Sidoarjo eksis ditengah-tengah masyarakat sejak tahun 1984, tepat  hari Selasa tanggal 20 November 1984 yang merupakan hari jadi berdasarkan Surat Keputusan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia nomor 0558/01/1984 dengan nama Sekolah Menengah Atas ( SMA ) Negeri 1 Sidoarjo.

 Kegiatan belajar mengajar dibuka mulai tahuan pelajaran 1984-1985 dengan menempati gedung SMP Negeri 1 Taman Jalan Satria 3 Ketegan-Taman, rekrutmen siswa dilakukan dengan cara tes akademis dengan panitia penerimaan siswa baru yang dibentuk oleh kantor pendidikan dan kebudayaan kecamatan Taman. Daya tampunganya 3 kelas, sebagai fikal SMA Negeri Krian, maka kepala sekolah dijabat oleh Bpk. Drs. Achmad Sudarmadjo kepala sekolah SMA Negeri Krian.

Sejak bapak Sunardi Gondo S, BA guru SMA Negeri Krian ditunjuk sebagai pelaksana harian kepala sekolah dari tahun 1984 sampai tahun 1985. Beberapa bulan sebelum kepala sekolah datang, Petugas Lapangan Harian ( PLH ) dipegang oleh Bapak Soepardjo, BA guru SMA Negeri 1 Taman sampai akhir tahun 1985.

Selama kurun waktu dua tahun mendiami SMP Negeri 1 Taman, mulai tanggal 21 Oktober 1986 SMA Negeri 1 Taman menempati lokasi dengan fasilitas sebagai berikut :
  1. Satu buah gedung pengelola yang terdiri dari ruang kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru dan tata usaha ( TU ).
  2. Satu gedung KB yang etrdiri dari 3 ruang kelas
  3. Satu gedung perpustakaan
  4. Satu gedung laboratorium Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA )
  5. Satu gedung WC terdiri dari 10 ruang
Mengingat ruang belajar hanya 3 kelas, sedanga kebutuhannya sembilan ruang, maka kegiatan belajar mengajar dilaksanakan 2 tahap, pagi hari kelas II menempati ruang KBM, sedang kelas III menempati ruang guru, dan ruang perpustakaan dan ruang laboratorium IPA, kelas I masuk sore hari. Proses belajar mengajar seperti ini kurang efektif terutama sore hari.

Demi meningkatkan mutu pendidikan baik bidang akademis maupun non akademis mulai tahun pelajaran 1990-1991 proses belajar mengajar dilakukan pagi hari. Agar proses belajar lebih efektif, setiap hari Senin setelah upacara bendera kurang lebih 10 menit diadakan pengarahan oleh kepala sekolah. Senam kesegaran jasmani ( SKJ ) bagi guru dan siswa yang piket kebersihan diselenggarakan setiap jum’at pagi dan dilanjutkan kerja bakti.

Sedangkan sore harinya merupakan kegiatan ekstra yang melibatkan semua guru dan siswa. Studi banding dan persahabatan dengan sekolah-sekolah lain yang dianggap punya nilai lebih diadakan tiap tahun. Usaha ini menuai hasil yang gemilang, baik itu peringkat dibidang akasemis propinsi maupun kabupaten selalu diraihnya tiap tahun.

Mulai tahun 1994 diseluruh SMA berlaku kurikulum baru. Hal ini dilakukan demi meningkatkan SDM sebagai tuntutan masyarakat yang cepat berkembang. Sebutan SMA diganti menjadi sekolah Menengah Umum (SMU). Berdasarkan kurikulum baru, sekolah memberi kesempatan bagi siswa untul mengembangkan kemampuan baik dibidang ekstra, sosial dan sastra.

Mereka yang memiliki bakat sastra, dibukakan jurusan bahasa lengkap dengan laboratoriumnya, sehingga SMA Negeri 1 Taman memiliki 3 jurusan yaitu Bahasa, IPA dan IPS.

Dan pada tahun 2004 berdasarkan kurikulum baru yaitu Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang biasa disebut kurikulum 2004, untuk memenuhi tuntutan perkembangan masyarakat, sebutan SMU diganti menjadi SMA, dan sebutan kelas 1, II, III diganti dengan kelas X, XI, dan XII.

Untuk kelas X belum dilakukan jurusan yang diambil oleh siswa, sehingga disebut kelas X umum, baru kelas X naik kelas XI dijuruskan yaitu : Jurusan Bahasa, jurusan IPA dan jurusan IPS.

Pada tahun 2006, muncul kurikulum 2006 yang disebut KTSP (kurikulum tingkat satuan pendidikan). Dan taman langsung menyusun kurikulum SMA Negeri 1 Sidoarjo Tahun pelajaran 2006/2007, dan tiap tahun merivisi kurikulum sesuai dengan perkembangannya.

Untuk menerima siswa baru SMA Negeri 1 Sidoarjo menerima siswa melalui seleksi PPDB yang diadakan oleh dinas pendidikan Kab. Sidoarjo dengan sistim peringkat nilai UN SMP/MTs.

Adapun nama-nama kepala sekolah yang pernah mendermabaktikan di SMA Negeri1 Sidoarjo, sebagai berikut :
  1. 1983 – 1986          :  Drs. Achmad Simardjo
  2. 1986 – 1989          :  Dra. Rati Marwato
  3. 1989 – 1992          :  I.K Tri Oka Adjana, BA
  4. 1992 – 1995          :  Dra. Hj. Sutra Menggang
  5. 1995 – 2002          :  Drs. Tito Tanggul Maruto
  6. 2002 – 2004          :  Dra. Hj. Titik Sunarni
  7. 2004 – 2006          :  Drs. Imam Mulyono
  8. 2006  - sekarang    :  Drs. H. Panoyo, M.Pd

Visi dan Misi

Gambar 7
Visi :
  
SMAN 1 Sidoarjo dalam prestasi, berakhlak mulia, beretos kerja tinggi, dan berwawasan global yang berpijak pada  budaya bangsa.

Misi :
  1. Meningkatkan iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Mahaesa.
  2. Menumbuhkan sikap tertib dan disiplin, beretos kerja tinggi pada seluruh warga sekolah.
  3. Meningkatkan kualitas pelayanan pembelajaran yang terprogram guna meningkatkan prestasi kerja dan prestasi belajar peserta didik.
  4. Berprestasi dalam tamatan sekolah yang berwawasan global dan siap memasuki Perguruan Tinggi Negeri dan luar negeri.

Tujuan:
  1. Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan warga sekolah
  2. Meningkatkan pelayanan pengolahan agar KBM dapat berjalan dengan lebih baik.
  3. Meningkatkan mutu pembelajaran dengan peran serta MGMP sekolah secara aktif.
  4. Meningkatkan mutu lulusan dengan perolehan NUN yang lebih tinggi dan berwawasan global.
  5. Meningkatkan kemampuan warga sekolah menggunakan teknologi informasi sesuai kebutuhan masing-masing.
  6. Meningkatkan peran serta secara aktif dan perolehan prestasi peserta didik diberbagai lomba di bidang ekstrakurikuler.